This is the night 気付かぬフリ? ソツもなく
This is the night kizuka nu furi? sotsu monaku
This is the night, did you recognize it? Without wasting anytime
規則正しくキメこんで
kisoku tadashiku kime konde
Usually we take it for granted
You know what ひねりだす 誘うコウジツ
You know what hineridasu sasou koujitsu
You know what, Let's work it out, an inviting excuse
「会いたい」って言えない関係さ
Aitaitte ienai kankei sa
A connection in which we can't say "I want to see you"
誰のため まとった大人の事情
dare no tame matotta otona no jijyou
Because of Who? I put on these adult circumstances
ぬぎ捨てろ もういいだろ
nugi sutero mou iidaro
Take it off and cast it a side already is okay right
Baby! Be My Baby! 自由に 恋を
Baby! Be My Baby! jiyuu ni koi wo
Baby! Be My Baby! Let's love freely
Baby! Be My Baby! 型どおりじゃ もうイケナイ
Baby! Be My Baby! katadoorija mou ikenai
Baby! Be My Baby! Side by side, I can't take it anymore
さぁ 目の前の俺だけみてろ
さぁ 目の前の俺だけみてろ
Saa~ me no mae no ore dake mitero
So, look only at the Me right in front of you
Baby! Be My Baby! Yes, I'm Crazy! Crazy for you
Baby! Be My Baby! Yes, I'm Crazy! Crazy for you
I can't wait 気のないフリ? じれったくて
I can't wait ki no nai furi? Jirettakute
I can't wait, indifferent? I'm so impatient
紳士気取りはもう限界
shinshi kidori wa mou genkai
Acting like a gentleman, I'm already at my limit
Tell you what その籠から出してやる
Tell you what sono kago kara dashiteyaru
Tell you what, I'll take you out from that cage
赤いドレスで待ってろよ
akai doresu de matteroyo
Wait for me in a red dress
何のため やりすごす熱い感情
nan no tame yari sugosu atsui kanjyou
Because of what do I let these hot emotions surface
解き放て もういいだろ
toki hanate mou iidaro
Releasing it is already okay right?
Baby! Be My Baby! 素直に 愛を
Baby! Be My Baby! sunao ni ai wo
Baby! Be My Baby! Let's love honestly
Baby! Be My Baby! 怖がっていちゃイケナイ
Baby! Be My Baby! kowagatteicha ikenai
Baby! Be My Baby! Being scared will not do
ほら 感じなよ俺の鼓動を
Hora kanji na yo ore no kodou wo
Look, feel it, the beating of my heart
Baby! Be My Baby! Let's love honestly
Baby! Be My Baby! 怖がっていちゃイケナイ
Baby! Be My Baby! kowagatteicha ikenai
Baby! Be My Baby! Being scared will not do
ほら 感じなよ俺の鼓動を
Hora kanji na yo ore no kodou wo
Look, feel it, the beating of my heart
Baby! Be My Baby! Yes, I'm Crazy! Crazy for you
あぁ この想いは スピードあげて 走り出した
Aa~ kono omoi wa supiido agete hashiri dashita
Ah, this emotion is raising Its speed and start to run
Crazy for you
Baby! Be My Baby! 自由に 恋を
Baby! Be My Baby! jiyuu ni koi wo
Baby! Be My Baby! Let's love freely
Baby! Be My Baby! 型どおりじゃ もうイケナイ
Baby! Be My Baby! katadoorija mou ikenai
Baby! Be My Baby! Side by side, I can't take it anymore
さぁ 目の前の俺だけみてろ
Saa~ me no mae no ore dake mitero
So, look only at the Me right in front of you
Baby! Be My Baby! Yes, I'm Crazy! Crazy for you
Baby! Be My Baby! 素直に 愛を
Baby! Be My Baby! sunao ni ai wo
Baby! Be My Baby! Let's love honestly
Baby! Be My Baby! 怖がっていちゃイケナイ
Baby! Be My Baby! kowagatteicha ikenai
Baby! Be My Baby! Being scared will not do
ほら 感じなよ俺の鼓動を
Hora kanji na yo ore no kodou wo
Look, feel it, the beating of my heart
Baby! Be My Baby! Yes, I'm Crazy! Crazy for you
あぁ この想いは スピードあげて 走り出した
Aa~ kono omoi wa supiido agete hashiri dashita
Ah, this emotion is raising Its speed and start to run
Crazy for you
Baby! Be My Baby! 自由に 恋を
Baby! Be My Baby! jiyuu ni koi wo
Baby! Be My Baby! Let's love freely
Baby! Be My Baby! 型どおりじゃ もうイケナイ
Baby! Be My Baby! katadoorija mou ikenai
Baby! Be My Baby! Side by side, I can't take it anymore
さぁ 目の前の俺だけみてろ
Saa~ me no mae no ore dake mitero
So, look only at the Me right in front of you
Baby! Be My Baby! Yes, I'm Crazy! Crazy for you
Baby! Be My Baby! 素直に 愛を
Baby! Be My Baby! sunao ni ai wo
Baby! Be My Baby! Let's love honestly
Baby! Be My Baby! 怖がっていちゃイケナイ
Baby! Be My Baby! kowagatteicha ikenai
Baby! Be My Baby! Being scared will not do
ほら 感じなよ俺の鼓動を
Hora kanji na yo ore no kodou wo
Look, feel it, the beating of my heart
Baby! Be My Baby! Yes, I'm Crazy! Crazy for you
NEWS - Baby! Be My Baby!
Lyric Credits to : JpopAsia (Dengan beberapa perbaikan di bagian translationnya)
DISCLAIMER
The Character in this story is not my own, saya cuma pinjem namanya saja, kecuali si Raekyo dan Abang Geo (maunya)
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan meniru adegan apapun yang ada di dalamnya.
HAPPY READING!
Japan 2010
“Raekyo, aku menyukaimu. Bagaimana kalau kita pacaran?”
Raekyo mendongakkan kepalanya, seorang laki-laki berdiri di depannya, tampaknya dia baru mengatakan sesuatu, tapi Raekyo tidak mendengarnya. Raekyo melepaskan headset di telinganya dan meletakkan novel yang dari tadi ia baca disebelahnya.
“Maaf? Tadi kau bilang apa?” Raekyo memiringkan kepalanya, tersenyum bodoh.
Laki-laki tadi diam, ‘Akh.. headset itu...’ laki-laki tadi mengomel dalam hati. “Fuuh...” ia menarik nafas panjang. “Raekyo, aku menyukaimu. Bagaimana kalau kita pacaran?” ulang laki-laki itu lagi. Ia memasukkan tangannya kedalam saku jaketnya.
“Hah?” Raekyo memandangi laki-laki itu lekat-lekat. “Aa..”
“GEO!!!!” seseorang berteriak dari kejauhan. Memotong kata-kata yang hendak diucapkan Raekyo.
“Ah, itu temanku, sudah ya...” laki-laki itu bergegas meninggalkannya.
Raekyo kebingungan terdiam, menatap laki-laki itu berjalan menjauhinya, dan kemudian dengan cuek memasang kembali headset dan melanjutkan membaca novelnya.
“Tadi itu sebenarnya apa?” katanya, sebelum ia terhanyut kembali dalam bacaannya.
******
Sore itu taman kampus benar-benar sepi, hanya segelintir orang yang masih bertahan di kampus, termasuk Raekyo, ia sedang menikmati sore sambil membaca novel yang baru dibelinya sambil mendengarkan musik favoritnya lewat headset. Duduk sendirian di bangku taman kampus menunggu temannya selesai kuliah.
Ponsel Raekyo bergetar disakunya, ada sms masuk.
[Rae, kau dimana?]
Raekyo mengetikkan kata, [bangku taman] dan meletakkannya kembali ponselnya di saku, ia kembali membaca.
Tak lama kemudian..
“Astaga, cepat sekali kau membacanya Rae? Kan baru tadi kau membelinya?” seorang laki-laki dengan tas ransel kempes dipunggungnya menarik novel yang dari tadi dibaca Raekyo dan melihat nomor halamannya.
“Itu karena kau lama sekali!” Raekyo melepaskan sebelah headsetnya. “Kemana saja?”
“Haha, gomen gomen.. Tadi aku ketiduran dikelas.. Dan ketika aku bangun, ternyata semuanya sudah pergi.. Hehe.. :P” laki-laki itu menggaruk kepalanya, benar-benar kelihatan bodoh.
*gubrak* “Ah, sebenarnya kau itu niat kuliah tidak?” Raekyo bingung melihat kelakuan sahabatnya ini.
“Jujur aja Rae, kelasnya Nakamura sensei benar-benar membosankan. Beliau terus-terusan membacakan script Romeo & Juliet kepada kami. Dan sekalipun kami tidak pernah disuruhnya untuk mempraktekkan dialognya. Beliau benar-benar pendongeng yang berbakat.” Kata laki-laki itu putus asa.
“Haha, ada-ada saja kau. Yang penting mata kuliah yang lainnya kan tidak membosankan?”
“Ah, kau benar, untung kemarin kau memaksaku memilih fakultas Film and Drama Rae... Hontou ni arigatou!!”
“Douita!”
“Eh, kalau begitu bagaimana kalau kita berangkat sekarang? Sekalian aku akan mentraktirmu makan, hehe.. Hitung-hitung sebagai permintaan maaf karena telah membuatmu menunggu lama.. Ah... Pangeran ini benar-benar banyak dosa...” kata laki-laki itu memegangi dahinya, bergaya menyebalkan.
“Haruma-kun! Sudah kubilang hentikan akting itu, kau membuatku geli!” teriak Raekyo.
“Ahh~~~ kau dengar teriakan-teriakan itu Rae? Gadis-gadis itu sepertinya benar-benar tidak sabar menanti kehadiran sang pangeran..” Haruma memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya didepan dadanya.
“Ckckckck... Kau sepertinya sudah kelamaan tidur dan bermimpi, akan lebih baik kalau aku membangunkanmu sekarang ya?” Raekyo menepuk kepala Haruma dengan novel yang tadi dibacanya.
“Cih, kau benar-benar tidak bisa diajak bercanda..” Cibir Haruma, mengelus kepalanya, novel yang dibaca Raekyo itu lumayan tebal.
“Iya.. Iya terserah kau saja lah. Ayo berangkat sekarang.” Raekyo melangkah meninggalkan Haruma yang masih mengomel.
“Rae.......” menyusul Raekyo, mengimbangi langkahnya.
“Kira-kira aku harus beli yang merek apa nih?” tanya Raekyo.
“Merek itu tidak penting, yang penting itu kualitasnya bagus dan harganya murah!” jelas Haruma.
“Yaya, kau benar.”
Kedua sahabat itu berjalan menuju halte sambil menikmati senja. Mereka berencana menuju pusat pertokoaan barang elektronik, karena Raekyo ingin membeli notebook baru, notebooknya yang lama sudah tidak layak pakai lagi dan keadaan itu diperparah oleh Haruma yang dengan tidak sengaja, telah mendudukinya. Haruma memang benar-benar sahabat yang baik. Hahaha.
“Semoga tabunganku cukup.” Harap Raekyo.
“Pasti cukup Rae, klo kurang nanti biar aku yang menambal kekurangannya, aku masih merasa bersalah atas kejadian tempo hari itu.
“Harus itu, kau memang harus ikut bertanggung jawab!” kata Raekyo.
“Kau ini Rae.... Benar-benar.... Ah....”
“Apa?”
“Kau benar-benar, Terus terang! Sadis! Aku jadi merasa benar-benar berdosa. Basa basi dikit kenapa?”
“Yah, kau memang banyak dosa sih.. Lagian, untuk apa berbasa-basi? Buang buang waktu.” kata Raekyo cuek.
“Sabar... sabar... Orang sabar banyak rejeki.” Haruma mengelus-elus dadanya.
******
Ketika melewati sebuah lapangan basket, Raekyo melihat orang itu, laki-laki aneh yang menghampirinya tadi. Raekyo memperhatikannya, orang itu sedang serius mengejar bola basket yang menggelinding.
“Ya ampun, bola basket itu di dribble, bukannya ditendang...” Raekyo bergumam mengomentari cara orang itu bermain basket. Walaupun ia tidak mengerti sama sekali tentang yang namanya basket, paling tidak Raekyo mengetahui cara membawa bolanya.
“GUBRAK!!” laki-laki itu tiba-tiba terjatuh. Wajahnya duluan.
Spontan Raekyo terbahak melihat pemandangan itu. “Huft.... Ahahahahaha... Astaga.....”
“Geo! Fantastik! Keren banget cara jatuhmu!” kata teman-temannya yang juga ikut tertawa.
“Lantainya licin, kayaknya habis dipel.. Hehehe.” katanya laki-laki yang panggil Geo itu malu-malu.
“Hahaha, bisa saja kau...” kata seorang temannya yang kemudian membantunya berdiri.
Raekyo tertawa mendengarnya, dan tawanya ‘sedikit’ lebih keras dari pada sebelumnya.
Semua orang di lapangan basket itu terdiam mendengar tawa Raekyo, semuanya memandangi Raekyo, termasuk laki-laki aneh yang dipanggil Geo itu.
“RAAEEEEEEEKYOOOOOOOO!!!!!” teriakan keras Haruma memecahkan keheningan.
‘Ah, Haruma... Terima Kasih banyak.’ bisik Raekyo dalam hati. ‘Tapi ngapain sih teriak sekencang itu? Sekarang semua orang disini jadi tahu kalau namaku Raekyo...’ =,=”
Raekyo bergegas berpaling, berlari mengejar Haruma yang sudah berjalan jauh meninggalkannya.
“Hati-hati ya... RAEKYO!!!” seseorang dari lapangan basket tadi meneriaki Raekyo.
******
Keesokan harinya di kantin kampus.
“Cieee.. notebook baru nih..” Haruma menghampiri Raekyo yang sibuk mengutak atik notebook yang tadi malam mereka beli bersama.
“Ada angin apa, kau datang ke kampus hari ini?” Raekyo bertanya pada Haruma yang sekarang duduk di kursi kosong didepannya.
“Kau sendiri?” Haruma membalik kata-kata Raekyo. Mereka berdua memang tidak biasa datang kekampus di hari Sabtu, dan hari-hari lain ketika tidak ada kelas.
“Mood ku sedang bagus, sayang kalau aku hanya diam di rumah hari ini.” Kata Raekyo tetap menatap layar notebooknya. Mengetikkan sesuatu disana.
“Script baru lagi?” tanya Haruma pada Raekyo.
“Eeh, Hasil karyaku yang berharga.” kata Raekyo bangga.
“Apa temanya?” tanya Haruma penasaran.
“Hm, Ra-ha-si-A! Kau akan tahu nanti.” Raekyo tersenyum licik.
“Hei! Sebenarnya kau menulis cerita apa????” tiba-tiba Haruma merinding. Dia tidak mau membayangkan dirinya akan memerankan tokoh buatan Raekyo lagi, dia masih trauma, karena di pementasan bulan kemarin dia memerankan seorang ibu rumah tangga yang sedang hamil.
“Hehehehehem....” Raekyo menyeruput susu coklat yang tadi dipesannya. “Eh? Kok dingin? Rasanya tadi aku pesan yang panas.” dengan bingung Raekyo menatap jam besar di kantin.
“Astaga, ternyata sekarang sudah jam 11, pantas saja sudah dingin.” Dengan cuek Raekyo menyeruput lagi susu coklatnya.
Raekyo dan Haruma kuliah di universitas yang sama, tapi di jurusan yang berbeda, jika Haruma dipaksa Raekyo untuk masuk jurusan Film dan Drama, Raekyo memilih Sastra, Sastra Inggris tepatnya.
Di awal mereka masuk kuliah, Haruma ikut klub drama di kampus, dan ketika itu klub sedang mencari penulis script drama yang baru, karena penulis yang terdahulu mengundurkan diri. Haruma ingat Raekyo dan mengajak Raekyo untuk bertemu dengan ketua, setelah membaca beberapa cerita buatan Raekyo, ketua menyetujuinya. Dan akhirnya Raekyo bertanggung jawab sebagai penulis script drama di klub sampai sekarang.
“Rae....”
“Hm?” ia serius menatap layar notebooknya.
“Rae.....”
“Hm?”
“Rae...”
“Hm?” Raekyo mengangkat kepalanya, menatap Haruma. “Apa?”
“Aku tak mau peran banci..... serius!” kata Haruma. “Pangeran saja, pangeran!” kata Haruma dengan wajah memelas.
Raekyo terbahak, “Tak ada pangeran!” katanya. Saat itu tiba-tiba Raekyo melihat laki-laki di lapangan basket kemarin. Ia membawa nampan dan duduk dibelakang Haruma menghadap ke arah Raekyo. Laki-laki itu tersenyum pada Raekyo. Dan mau tidak mau Raekyo balas tersenyum.
“Rae! Hei! Kau mendengarkanku tidak? Aku serius tidak mau peran banci!” Haruma memanggil-manggil Raekyo.
“Sttt, kau tahu orang itu tidak?” Raekyo berbisik pada Haruma dan berbicara padanya sambil menunduk.
“Ah? Apa?” Haruma ikut-ikut menunduk.
“Laki-laki yang duduk dibelakangmu, kau tahu dia tidak?” tanya Raekyo.
“Yang mana?” Haruma berbalik, sejenak memandangi orang yang duduk dibelakangnya. “Senpai!” katanya tiba-tiba. “Konnichiwa!”
Laki-laki itu tersenyum. Haruma balas tersenyum. “Mari makan.” Katanya. Haruma mengangguk. Dan berbalik lagi menghadap Raekyo.
“Kau kenal dengannya?” bisik Raekyo.
“Siapa?”
“Laki-laki dibelakangmu..”
“Ah? Geonil Senpai?”
“Oh, jadi namanya Geonil...” kata Raekyo manggut-manggut. “Eh, apa tadi kau bilang? Senpai? Dia seniormu?”
“Iya, senior.”
“Ah, kupikir dia mahasiswa baru.” kata Raekyo.
“Astaga Rae, kemana saja kau selama ini?”
“Yah, wajar saja, aku baru melihat dia...” kata Raekyo.
“Bukannya kita sudah sering bertemu dia di klub?”
“Ah? Kapan?”
“=,=” Lupakan, kau tidak ingat. Aku malas menceritakannya.” Kata Haruma. “Memang apa yang terjadi?”
“Oh.. Dia bilang dia menyukaiku.” kata Raekyo.
“HAH? Siapa?” Haruma melotot kaget.
“Senpaimu, Haruma-San...... Memang siapa lagi?”
“HAH? Yang benar Rae? Kapan?” tanya Haruma penasaran. Suaranya sedikit lebih nyaring dari pada sebelumnya. Raekyo merasa tidak enak pada laki-laki itu, Raekyo meliriknya, dan lagi-lagi dia sedang tersenyum.
“Sebaiknya kita pergi dari sini dulu.” Kata Raekyo, dia menutup notebook nya dan menarik Haruma keluar dari kantin.
“Kapan?” tanya Haruma lagi. Berjalan mengikuti Raekyo di lorong kampus.
“Kemarin, waktu aku menunggumu di taman.” kata Raekyo.
“Terus kau jawab apa?” Haruma benar-benar penasaran.
“Memang kau ingin aku menjawab apa? Dia tiba-tiba menghampiriku dan bilang ‘Raekyo, aku menyukaimu. Bagaimana kalau kita pacaran?’ dan kemudian sebelum aku sempat menjawab apa-apa dia tiba-tiba pergi.” cerita Raekyo. “Orang itu sebenarnya kenapa?” kata Raekyo.
“Dia menyukaimu Rae...” kata Haruma.
“Lalu, kau mau aku melakukan apa?” tanya Raekyo.
“Apa ya?” kata Haruma. Dia juga bingung. “Kau bilang dia pergi sebelum kau sempat menjawab, begitu?”
“Iya.”
“Memangnya kau ingin menjawab apa?” tanya Haruma lagi.
“Em, apa ya? Biar aku ingat-ingat dulu.” Kata Raekyo.
“Kau ingin menolaknya?” tanya Haruma.
“Tidak, aku tidak berniat menolak ataupun menerimanya” Raekyo berhenti bicara, ia memikirkan kata-kata selanjutnya. “Aku ingin menjawab, ‘Kau Siapa?’” kata Raekyo.
“KAU SIAPA???” kata Haruma mengerutkan alisnya.
“Iya, kau siapa, aku kan tidak kenal dengannya?” kata Raekyo cuek.
“Hmm.. Masuk akal sih....” kata Haruma. “Tapi sadis....” lanjutnya.
“Begitu ya?” Raekyo menggaruk hidungnya.
“Heeh, tapi kau juga tidak salah sih...” kata Haruma ia ikut-ikutan menggaruk hidungnya. “Ya sudah deh kalau begitu, kita lihat nanti saja.” ujarnya kemudian.
“Hoahm... “ Raekyo menguap. “Ya, lihat nanti saja...”
******
This is the end of Chaper I
0 comments:
Post a Comment